Mahasiswa KKN UNUD 2025 Turun langsung Lakukan Pemetaan Benda Sejarah untuk Pembangunan Museum Balang Tamak di Desa Nongan

26 Juli 2025
KKN Desa Nongan
Dibaca 9 Kali
Mahasiswa KKN UNUD 2025 Turun langsung Lakukan Pemetaan Benda Sejarah untuk Pembangunan Museum Balang Tamak di Desa Nongan

capture_20250726190950079

Desa Nongan, yang terletak di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, menyimpan kekayaan sejarah dan budaya yang luar biasa. Sebagai bagian dari upaya pelestarian warisan budaya dan pengembangan potensi wisata berbasis kearifan lokal, sekelompok mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) universitas Udayana membersamai, BRIN, Disbudpar, dan kementerian agama melaksanakan program pemetaan benda-benda bersejarah yang tersebar di beberapa banjar di desa ini. Kegiatan ini merupakan langkah awal dalam pembangunan Museum Balang Tamak, yang nantinya akan menjadi pusat edukasi, konservasi, dan daya tarik wisata budaya Desa Nongan.

Program ini bertujuan untuk Mendata dan mendokumentasikan benda-benda sejarah yang memiliki nilai arkeologis, sakral, dan historis, Menyediakan dasar informasi bagi pembangunan museum berbasis masyarakat, Mendorong pelestarian warisan budaya lokal, Memperkuat identitas desa sebagai tujuan wisata budaya yang autentik.

Kegiatan survei dilakukan pada tanggal 23 Juli, mencakup tiga banjar: Banjar Sigar, Banjar Sekar, dan Banjar Bukian. Berikut adalah beberapa benda bersejarah penting yang berhasil didokumentasikan

1. Lesung Batu (Banjar Sigar, Pura Taman Sari)

Lesung dari batu andesit berbentuk silindris dengan lubang di bagian tengah atas. Diperkirakan berasal dari masa Kerajaan Nyalian (sekitar tahun 1850-an), lesung ini digunakan dalam konteks upacara adat dan memiliki nilai sakral tinggi. Benda ini mencerminkan tradisi rumah tangga kuno serta sistem pertanian tradisional Bali.

2. Pelinggih Ratu Gede Balang Tamak (Banjar Sigar, Pura Taman Sari)

Sebuah arca dari batu padas berwarna abu-abu yang menggambarkan figur manusia dalam sikap jongkok dengan atribut pakaian khas Bali. Arca ini memiliki fungsi religius, yaitu sebagai media pemujaan dan permohonan keselamatan oleh masyarakat. Letaknya berada di pojok barat laut dan sangat terpelihara.

3. Arca Raksasa (Banjar Sigar, Pura Taman Sari)

Arca berdimensi besar (tinggi 81 cm) menggambarkan sosok raksasa dalam posisi berdiri dengan berbagai ornamen seperti kalung, gelang, dan pedang. Detail ukirannya menunjukkan tingkat keterampilan tinggi dan makna simbolik yang kuat dalam tradisi klasik Bali. Arca ini diperkirakan berasal dari abad ke-19/20 Masehi.

4. Prasasti Landih (Banjar Sekar, Pura Merajan Agung Sekar)

Merupakan lempengan tembaga bertuliskan aksara Kawi/Jawa Kuna dari abad ke-11 Masehi. Prasasti ini terdiri dari enam lempengan yang saling terhubung, menyerupai buku. Keberadaan prasasti ini sangat penting sebagai sumber sejarah tertulis tentang kehidupan masyarakat masa lalu.

5. Lingga dan Yoni (Banjar Bukian, Pura Penataran Manik Cemara)

Peninggalan dari abad ke-13 yang ditemukan di Pura Penataran Manik Cemara. Benda-benda ini mencerminkan Hindu-Bali klasik. Detail ukurannya menunjukkan bahwa benda ini digunakan dalam ritual pemujaan sejak masa lampau.

Melalui kegiatan pemetaan ini, mahasiswa KKN tidak hanya melakukan pelestarian fisik benda-benda sejarah, tetapi juga menghidupkan kembali narasi budaya yang hampir terlupakan. Hasil pendataan ini akan menjadi pondasi utama dalam pembangunan Museum Balang Tamak—sebuah ruang publik yang diharapkan dapat menjadi pusat pembelajaran budaya, kebanggaan masyarakat, dan destinasi wisata edukatif.

Keterlibatan aktif masyarakat dan dukungan pemerintah desa diharapkan terus terjalin agar warisan sejarah Desa Nongan dapat diwariskan ke generasi mendatang, sekaligus meningkatkan kesejahteraan warga melalui pengembangan pariwisata budaya berkelanjutan.

______________________________________________________

Penulis : Ni Kadek Dwi Pebriyanti Putri